B.IND: PUISI (II)
Puisi
A. Pengertian:
Menurut kamus besar bahasa indonesia puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, serta penyusunan larik dan bait . Secara dasar, puisi adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya
puisi memiliki 2 jenis yaitu puisi baru dan
lama
Ciri-ciri Puisi Baru :
1.Pengarangnya
diketahui
2.Berkembang secara lisan dan tertulis
3.Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
4.Gaya bahasa yang dinamis (berubah-ubah)
5.Isinya tentang kehidupan pada umumnya
Ciri-ciri
Puisi Lama:
1. Pengarangnya tidak diketahui
2. Merupakan kesusastraan lisan
3. Terikat jumlah baris, rima, dan irama
4. Gaya bahasa yang statis (tetap) dan juga klise
5. Isi dari puisi tentang fantastis dan istanasentris
2. Merupakan kesusastraan lisan
3. Terikat jumlah baris, rima, dan irama
4. Gaya bahasa yang statis (tetap) dan juga klise
5. Isi dari puisi tentang fantastis dan istanasentris
B. Majas:
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan
maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili
perasaan dan pikiran si pengarang.
Majas dibagi menjadi tiga
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan
terdiri atas beberapa majas seperti berikut.
a. Majas Perumpamaan atau Simile
Majas Perumpamaan adalah majas yang membandingkan dua aspek
yang berlainan, tetapi dianggap sama. Perbandingan tersebut ditandai dengan
penggunaan kata-kata pembanding, misalnya: seperti, sebagai,bagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana.
Contoh:
1) Ibarat mendapat durian runtuh, Hana sangat
senang mendapat hadiah sepeda motor baru.
2) Wajahnya kuyu sebagai tentara kalah perang.
b. Majas Metafora
Majas Metafora adalah
majas yang membandingkan dua aspek secara langsung, tanpa menggunakan kata-kata
pembanding.
Contoh:
1) Para pejuang gugur
sebagai bunga bangsa.
2) Sebagai pahlawan tanpa
tanda jasa, Pak Bayu memang pantas mendapat penghargaan.
c. Personifikasi atau Penginsanan
Majas Personifikasi
adalan majas yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat
seperti manusia.
Contoh:
1) Matahari tersenyum
cerah menyambut pagi.
2) Dengarlah, jeritan
angin sungguh menyayat hati.
d. Antitesis
Majas Antitesis adalah
majas yang membandingkan kata-kata berlawanan arti.
Contoh:
1) Maju mundurnya
perusahaan ini tergantung pada kepemimpinan para manajer dan direktur.
2) Lega hatinya karena
anaknya lulus SMA, tetapi sesak hatinya manakala memikirkan biaya anaknya masuk
perguruan tinggi.
2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan
terdiri atas beberapa majas sebagai berikut.
a. Majas Hiperbola
Majas Hiperbola adalah
majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan.
Contoh:
1) Tulisan Dian yang
dimuat di majalah itu sangat sempurna, tanpa ada kekurangan dan kesalahan satu
pun.
2) Jamal memang anak yang
amat sangat pandai dan pintar.
b. Litotes
Majas Litotes adalah
majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah daripada yang sebenarnya.
Contoh:
1) Silakan mampir ke
gubuk kami, Bu.
2) Kalau Anda tidak
keberatan, mari kita bersama-sama naik gerobak kami.
c. Ironi
Majas Ironi adalah majas
yang menyatakan makna bertentangan dengan maksud untuk mengolok-olok. Majas
Ironi ini menyindir dengan halus.
Contoh:
1) Ini baru pukul
delapan, mengapa kamu sudah bangun?
2) Pejabat yang bijaksana
itu telah menggunakan uang negara untuk kepentingan sendiri.
d. Paradoks
Majas Paradoks adalah
majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta yang ada.
Contoh:
1) Dimas merasa dekat
dengan kakaknya walaupun mereka tinggal berjauhan.
2) Kami merasa terjajah
di tengah-tengah masyarakat yang sudah membaca.
3. MAJAS PERTAUTAN
Majas Pertautan terdiri
atas beberapa majas sebagai berikut.
a. Metonimia
Majas Metonimia adalah
majas yang menggunakan nama diri yang ditautkan dengan orang atau barang.
Contoh:
1) Tolong ambilkan aqua
di lemari es!
2) Kami tamasya ke pantai
mengendarai kijang.
b.Eufemisme
Majas Eufemisme adalah
majas yang berupa ungkapan lebih halus untuk mengganti ungkapan yang lebih
kasar.
Contoh:
1) Mereka yang kekurangan
makanan akan segera diberi bantuan,
2) Siswa yang kurang
kemampuannya mendapat perhatian khusus.
c. Paralelisme
Majas Paralelisme adalah
majas yang berusaha mencapai kesejahteraan dalam pemakaian kata-kata atau frasa
yang menduduki fungsi sama dalam bentuk gramatikal sama.
Contoh:
1) Belajarlah membaca dan
menulis agar kamu lancar dalam berbahasa.
2) Sawah ladang petani
luluh lantak diterjang banjir bandang.
4. Majas Perjuangan
Majas Perjuangan terdiri
atas beberapa majas seperti berikut.
a. Aliterasi
Majas Aliterasi adalah
majas yang memanfaatkan kata-kata yang memiliki persamaan bunyi pada awal kata.
Contoh:
1) Biar bibir biduan
bijak.
2) Mengalir, menimbun,
mendesak.
b. Asonansi
Majas Asonansi adalah
majas perulangan yang berwujud perulangan vokal sama. Asonasinya biasanya
dipakai dalam puisi maupun pantun.
Contoh:
1)
Kura-kura dalam perahu,
sudah gaharu cendana
pula.
Pura-pura tidak tahu,
Sudah tahu bertanya pula.
2)
Dahulu parang sekarang
besi,
Dahulu sayang sekarang
benci.
c. Repetisi
Majas Repetisi adalah
majas yang mengandung kata atau kelompok kata sama.
Contoh:
Rajinlah belajar untuk
mencapai prestasi.
Rajinlah belajar kelak
kan jadi manusia berguna.
C. Puisi
“Syukur”
Manusia lewati terowongan kehidupan
Tanpa pernah luput
dari godaan
Iman yang selalu diuji
Dan hawa nafsu selalu menghampiri
Cobaan selalu timbul
Dalam berbagai rupa
Tergantung diri nya
Mengikuti nafsu atau taqwa
Sesungguh nya cobaan itu
Bukanlah suatu kesusahan
Melainkan suatu kenikmatan hidup untuk di jalankan
Jadi syukurilah apa yang telah diberikan
fabiayyi ala irobbikuma tukadziban
nikmat mana lagi yang kamu dustakan
lihat lah yang tersirat daripada yang tersurat
Pasti terbaik yang Allah berikan
By: Bossa Suseno